Pendahuluan
Menjadikan anak-anak sehat dan mampu untuk belajar merupakan
komponen yang esensial dari sebuah sistem pendidikan yang efektif. Terutama
sekali ini relevan untuk mendukung program Education for All untuk
daerah-daerah yang kurang beruntung. Anak-anak di daerah (keluarga) yang kurang
beruntung ini biasanya paling rawan terkena sakit dan kurang gizi. Mereka membutuhkan
perbaikan kesehatan.
Program kesehatan sekolah yang paling efektif yang
dikembangkan sebagai bagian dari kemitraan dengan masyarakat dapat memberikan
cara yang paling efektif untuk menjangkau anak yang lebih besar (remaja) dan
lebih luas lagi masyarakat serta merupakan cara yang berkelanjutan untuk
mempromosikan praktek-praktek yang sehat.
Memperbaiki kesehatan dan pembelajaran (health and learning)
anak sekolah melalui program berbasis sekolah bukan merupakan konsep baru.
Banyak negara telah mempraktekkan program ini. Demikian pula dengan
lembaga-lembaga internasional. Dari pengalaman melaksanakan program tersebut,
disarankan untuk a) membuat aksi nyata dengan kemitraan dengan berbagai
pihak/agency untuk memperluas cakupan program kesehatan sekolah dan b) membuat
lebih efektif. Program kesehatan sekolah yang efektif akan berkontribusi dalam
pengembangan Sekolah Ramah Anak (Child Friendly School) dan dengan demikian
berkontribusi untuk pendidikan untuk semua (Education for All).
Sekolah Ramah Anak
Kerangka kerja yang dipaparkan di sini adalah merupakan
titik awal untuk mengembangkan komponen kesehatan sekolah yang efektif dalam
upaya yang lebih luas untuk mencapai sekolah yang lebih Child Friendly. Child
Friendly School yang dikembangkan oleh UNICEF ditandai sekolah tersebut sehat
untuk anak, efektif dengan anak, protektif terhadap anak dan melibatkan
keluarga dan masyarakat – dan anak.
Sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan, namun bila
setiap sekolah menerapkan empat intervensi-intervensi ini maka sudah dapat
terlihat manfaatnya yang berarti dalam waktu relatif singkat. Ini menjadi dasar
bagi pengembangan berikutnya. Selain itu tujuannya adalah memfokuskan
intervensi-intervensi yang memungkinkan untuk dilakukan di sekolah dengan
sumber daya yang minim.
WHO dalam kesehatan sekolah, pada tahun 1996 meluncurkan
inisiatif global untuk meningkatkan jumlah sekolah yang disebut “health
promoting“. Sekolah yang mempromosikan kesehatan adalah sekolah yang secara
terus menerus memperkuat kapasitas sebagai tempat yang sehat untuk tinggal,
belajar dan bekerja.
Pengalaman yang dilakukan oleh WHO, Unicef, Unisco dan Word
Bank telah merekomendasikan adanya komponen utama yang cost effective yang
dapat membentuk basis bagi tindakan bersama yang lebih intensif untuk membuat
sekolah sehat dan berkontribusi untuk pengembangan sekolah yang “Child
Friendly”. Kemudian lembaga-lembaga tersebut mengembangkan kemitraan untuk
memfokuskan sumberdaya pada kesehatan sekolah efektif (Focusing Resources on
Effective Schooll Health = FRESH).
Empat komponen FRESH adalah :
- Kebijakan Sekolah yang berhubungan dengan kesehatan (Health
Related Policies in Schools).
- Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik (Provision of
Save Water and Sanitation Facilities).
- Pendidikan kesehatan berbasis keterampilan (Skill Based
Health Education).
- Pelayanan Kesehatan dan Gizi berbasis sekolah (School Based
Health and Nutrition Services).
Kebijakan Sekolah yang berhubungan dengan kesehatan (Health
Related Policies in Schools). Kebijakan kesehatan harus ada di sekolah-sekolah.
Kebijakan tersebut termasuk kebijakan adanya pendidikan kesehatan berbasis
keterampilan dan penyediaan beberapa pelayanan kesehatan di sekolah. Kebijakan
kesehatan di sekolah juga untuk meyakinkan lingkungan fisik yang aman (safe and
secure) dan lingkungan psikososial yang positif, juga harus menyangkut hal-hal
seperti kekerasan terhadap anak, pelecehan seksual dan sebagainya. Kebijakan
yang dapat membantu pencegahan dan pengurangan pelecehan oleh siswa lain bahkan
pelecehan guru, kebijakan yang dapat memberi kesempatan yang sama bagi anak
perempuan untuk bersekolah. Kebijakan mengenai praktek-praktek oleh guru dan
siswa yang berkaitan dengan kesehatan yang dapat memperkuat pendidikan
kesehatan: para guru dapat menjadi “role model” bagi para siswanya, misalnya
tidak merokok di sekolah, kebersihan dirinya dan sebagainya.
Kebijakan-kebijakan yang paling baik dibuat dengan melibatkan berbagai tingkat,
tingkat nasional, para guru, para siswa, para orang tua wali murid dan
sebagainya.
Penyediaan air minum dan sanitasi yang baik (Provision of
Save Water and Sanitation Facilities). Lingkungan sekolah dapat merusak status
sekolah dapat merusak status kesehatan dan gizi anak-anak sekolah, khususnya
jika lingkungan tersebut meningkatkan paparan terhadap bahaya seperti bahaya
penyakit infeksi yang tertularkan melalui air. Pendidikan mengenai personal
hygiene menjadi kurang bermakna tanpa adanya air minum dan fasilitas sanitasi.
Dengan menyediakan fasilitas-fasilitas ini, sekolah dapat memperkuat
pesan-pesan tentang personal hygiene dan kesehatan. Hal ini dapat menjadi
contoh baik bagi siswa maupun masyarakat yang lebih luas sehingga akhirnya
dapat menimbulkan kebutuhan fasilitas yang sama di masyarakat. Kebijakan
mengenai konstruksi harus dapat mendukung upaya untuk menjawab isu-isu gender
dan privasi. Misalnya, fasilitas untuk laki-laki dan perempuan dipisahkan,
terutama untuk anak (remaja) perempuan. Ini penting untuk mengurangi faktor
drop out pada saat menstruasi.
Pendidikan kesehatan berbasis keterampilan (Skill Based
Health Education). Pendekatan ini untuk pendidikan kesehatan, gizi dan hygiene
yang berfokus pada pengembangan pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan
hidup (life skill) yang diperlukan untuk bertindak, membuat keputusan yang
berhubungan dengan kesehatan yang positif dan tepat. Kesehatan yang dimaksud
tidak saja menyangkut kesehatan fisik tetapi juga lingkungan (environment) dan
psikososial. Faktor prilaku dan lingkungan sosial yang tidak sehat tidak saja
mempengaruhi gaya hidup, kesehatan dan gizi, tetapi juga menghambat kesempatan
bersekolah. Pengembangan sikap yang berhubungan dengan gender (kesetaraan umat
laki-laki dan perempuan) dan pengembangan keterampilan-keterampilan khusus
seperti mengahadapi tekanan oleh teman sebaya, merupakan sentral bagi
pendidikan kesehatan berbasis keterampilan yang efektif dan lingkungan sosial
yang positif. Saat siswa memiliki keterampilan akan lebih menjamin seseorang
tersebut mengadopsi dan terus melaksanakan perilaku hidup sehat selama sekolah
dan untuk seterusnya.
Pelayanan Kesehatan dan Gizi berbasis sekolah (School Based
Health and Nutrition Services). Sekolah dapat secara efektif memberikan
pelayanan kesehatan dan gizi bila pelayanan tersebut sederhana, aman (safe) dan
familiar serta menjawab persoalan yang angka kejadiannya tinggi dan penting di
masyarakat. Misalnya, pada masalah kekurangan zat gizi mikro (seperti zat besi,
yodium, dan sebagainya), cacingan;
penyediaan makanan kecil untuk mengatasi rasa lapar sesaat selama
mengikuti pelajaran dapat memperbaiki prestasi belajat siswa.
Manfaat Program Kesehatan Sekolah yang Efektif :
Kemampuan anak untuk mencapai potensinya secara penuh,
langsung dipengaruhi oleh efek sinergis antar kondisi kesehatan yang bagus,
nutrisi yang bagus dan pendidikan yang tepat. Kesehatan dan pendidikan tidak
berhenti pada hal itu, melainkan juga berarti menyediakan individu dengan
kesempatan untuk hidup produktif dan memuaskan. Kesehatan sekolah merupakan
investasi bagi masa depan bangsa dalam meningkatkan kapasitas manusianya.
Program kesehatan sekolah yang efektif akan memberikan
manfaat:
Menjawab Kebutuhan Baru. Dalam upaya pemerintah meningkatkan
cakupan pendidikan, peran kesehatan sangat penting, terutama untuk anak
perempuan. Dengan demikian sekolah merupakan tempat kunci di mana sektor
kesehatan dan pendidikan dapat bekerja bersama untuk memperbaiki kesehatan,
gizi dan pendidikan anak.
Meningkatkan efikasi dari investasi yang lain dalam
pengembangan anak. Program kesehatan sekolah yang efektif akan melanggengkan
manfaat program ECCD (early chil care and development).
Prestasi pendidikan yang lebih baik. Kekurangan gizi mikro,
infeksi parasit, penglihatan dan pendengaran yang kurang baik akan memiliki
efek buruk pada kehadiran di sekolah, kecerdasan dan prestasi sekolah.
Mencapai kesetaraan sosial yang lebih baik. Pada anak-anak
dari keluarga kurang mampu, kemampuan mereka untuk datang ke sekolah dan
kemampuan belajarnya dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya. Program kesehatan
sekolah akan sangat menolong anak-anak ini.
Merupakan strategi yang sangat efektif biaya. Keefektifan
program ini karena efek sinergis dari manfaat kesehatan dan manfaat pendidikan
yang terlihat tidak saja dari perbaikan kondisi kesehatan dan gizi tapi juga
dari perbaikan hasil prestasi belajar, mengurangi pemborosan, mengurangi
pengulangan dan secara umum meningkatkan hasil investasi pendidikan.
Oleh karena itu, kini saatnya untuk berbuat, menjadikan
program kesehatan sekolah, efektif.
Daftar Pustaka
Setyo Edi, SKM, Dipl.CN, M.Sc. dalam Percik, 2006.
1 komentar:
assiiikk,.. ada senior juga rupanya,.. menulisnya semangat eaa kaka,.. ^^
Follow juga my blog:cheyaliyya-environmentepidemiology.blogspot.com
Posting Komentar